2012年11月11日日曜日

Aku dan surat cinta itu...

Vonis dari dokter itu seakan membunuhku 3 bulan lalu. Penyakit yang tidak aku sangka-sangka bersarang dalam tubuhku, saat itu sontak membuat aku kaget tak kepalang. Aku menunggu giliran untuk rontgen kesehatan untuk keperluan kerja. Setelah medical check up, aku disuruh menemui dokter bagian paru di sebuah rumah sakit di Jakarta Timur. Kaget bukan kepalang, saat itu dokter memvonisku, langsung, seketetika_tanpa iba melihat diriku ini_menyatakan bahwa aku mengidap penyakit paru. Yang dalam istilah klinis nya itu ‘Flek’. Ya, flek. Awalnya aku tidak mengerti, aku seperti pemain sinetron stripping, yang mana tokoh utamanya mengidap sebuah penyakit, dan shock ketika dokter memvonisnya. Haha, kira-kira seperti itulah keadaanku saat itu. aku melongo, menerawang, dan aku berusaha tegar menghadapinya, aku bertanya lagi pada dokter untuk meyakinkannya_sebenarnya adalah untuk meyakinkan diriku bahwa analisis dokter itu pasti salah. Karena memang aku tidak mempunyai gejala-gejala penyakit tersebut. “Tapi, kan saya nggak batuk, dok?”, tanyaku mencoba meyakinkan. Padahal, dokter pasti lebih tahu secara klinis tentang kondisiku ini. “Yaaa, gejalanya kan gak selalu karena batuk, dek. Ini untung diketahui sebelum batuknya muncul. Emang mau yang lebih parah ya?”, jawaban dan pertanyaan dokter itu membuatku semakin takut, sedih, dan, aargghh, saat itu perasaanku campur aduk. Kondisiku saat itu memang sulit. Merantau dari kampung dengan uang pas-pasan, tinggal dengan paman, dengan niat untuk mencari kerja. Ehh, ternyata Tuhan punya jalan lain untukku yang memang harus kujalani hingga saat ini. Aku ditemani oleh istri pamanku ke rumah sakit tersebut. aku tidak berani sendiri. sumpah. Aku, yang dari kecil hampir bisa dikatakan_tidak pernah_menginjakkan kaki di rumah kesehatan itu untuk perawatan, tiba-tiba, harus menjalani rawat jalan selama enam bulan. Enam bulan kawan-kawan. Sempat merasa menyesal, kenapa aku harus ke Jakarta. Kenapa aku tidak di rumah saja, bekerja di stasiun radio tercinta, menjadi guru, atau yang lainnya. kenapa aku harus ke Jakarta dan mengetahu kenyataan pahit ini??? Di tengah keramaian aku merasa sendirian. Kenapa? Karena sempat terucap dari keluargaku yang di sini, bahwa “…Kalau sakitnya kayak gini, kamu jangan dekat-dekat dulu dengan anak om ya. Yaaa, buat jaga-jaga. Jangan tersinggung ya”, kata pamanku. Aku sangat sedih. Sedih sekali. Mengetahui kenyataan ini saat aku tidak bersama dengan keluargaku. Aku langsung menelpon keluargaku. Mereka kaget, tidak percaya. Awalnya aku tegar, dan mengatakan dengan santainya, bahwa aku divonis dokter menderita penyakit tersebut. Tapi, airmataku mulai jatuh perlahan-lahan, lalu membanjiri pipiku, tatkala aku mendengar suara ibu dan ayah yang teramat khawatir. Bahkan ayah sempat menyuruhku untuk balik ke rumah. Antara hidup dan mati. Badanku memang kurus. Tapi aku tidak mengira akan seperti ini. Yah, rahasia Tuhan memang tidak satu makhlukpun yang tahu. Mungkin inilah scenario hidup yang harus aku jalankan. Dan ini aku anggap sebagai scene awal dari sinetron hidupku. Karena nanti pasti akan datang bertubi-tubi, hal-hal yang tak kusangka-sangka. Baik itu suka, duka, sedih, dan tawa, yang akan mewarnai hidupku nanti. Ya, nanti. Yang membuatku lebih sedih adalah, ketika aku mendengar ayahku menangis terisak-isak dari seberang pulau sana. Bahkan karena teramat iba padaku, beliau menyalahkan dirinya sendiri atas kemiskinan, dan penyakitku ini. Itu, ya, saat itu, lembayung senja, saat aku mendengar ayahku menangis. Karena memang tak pernah sekalipun aku melihat ayah menangis selama aku berada di sisinya. Mungkin ada, dan pastilah ada. Tapi beliau tidak menunjukkannya padaku. Ya Allah, hamba berdosa, karena telah membuat beliau khawatir bahkan hingga menangis, mengkhawatirkan anaknya. Aku mengeluh pada Tuhan, kenapa di saat aku sendiri, Engkau mengujiku dengan hal yang tak sanggup kuterima. Aku sempat mengeluh, kenapa, niatku ke sini untuk mencari kerja, membahagiakan keluargaku dengan kesuksesan yang nantinya akan kuraih. Kenapa??? Kenapa??? Tepat di saat pembukaan Ramadhan engkau memberikan ujian ini untuk hamba. Di saat orang lain bersuka cita menyambut Ramadhan, bermaaf-maafan dengan keluarga, shalat tarwih bareng, sahur, dan aarrgghhh… aku sangat terpukul dengan semua ini. Aku pernah mengeluh seperti ini kepada Allah. Ditambah lagi biaya pengobatan yang membuatku pusing. Kemana akan kucari uang untuk pengobatan ini? Dengan apa akan kubayar, sementara aku belum mendapatkan pekerjaan??? Aku putus asa. Sejak vonis itu, aku tidak bisa memikirkan apa-apa. Fokusku sudah beralih. Ya, beralih. Jadilah hari-hariku dipenuhi oleh bayangan akan kematian. Aku takut. Nafsu makan ku berkurang. Aku tidak lagi punya gairah hidup seperti dulu. Bahkan untuk sejenak beristirahat untuk tidur pun, aku tak mau. Karena takut tidak akan bangun lagi. Kondisi kesehatanku menurun. Berat badanku pun begitu. Mataku cekung, badanku semakin kurus. Tapi, aku beruntung masih punya keluarga, dan sahabat-sahabat yang menyayangiku dan mengasihiku. Mereka tidak menjauhiku, bahkan membantu keuangan ketika aku sedang pailit (karena aku memang belum menghasilkan uang, sementara aku tahu bagaimana kondisi keluargaku). Ternyata kesehatan itu memang mahal ya. Tidak bisa dinilai dengan harta. Bahkan harta pun bisa habis, dengan sebuah penyakit. Dibalik kesusahan, pasti ada kemudahan. Dibalik musibah, pasti ada hikmah. Dibalik hujan, pasti ada pelangi, dibalik gelap, pasti ada terang. Ya. Aku sangat percaya pada pepatah itu. dan memang Allah pun tidak akan memberikan ujian melebihi kemampuan makhluknya. Sejak saat itulah aku merasakan bahwa Allah sangat menyayangiku. Dia selalu ada di sisiku. Karena hanya padaNya aku bisa bergantung. Aku tidak bisa bergantung pada orang lain. Karena pasti orang lain punya kesibukan masing-masing, bahkan seberapa dekatpun aku dengan sahabatku. Tapi aku bersyukur punya sahabat yang mengerti keadaan dan menerima keadaanku. Tadi aku melihat teman di sebelah kamarku meraung kesakitan karena maag kronis yang ia derita. Ya Allah, aku membayangkan jika itu terjadi padaku. Apakah akan ada orang yang peduli padaku??? Adakah orang yang akan menwarkan obat untukku? menawarkan untuk mengantarkan ke rumah sakit?? Itu selalu menjadi pikiranku sejak aku sakit. Aku masih mendengarkan dia menangis kesakitan. Aku tidak bisa membantu banyak karena sudah ada kekasih dan adiknya mendampingi. Dia sangat beruntung punya orang yang peduli padanya, bahkan di saat sakit. Aku tidak mengeluh, tapi aku berharap aku tidak merepotkan orang lain untuk sakitku ini. Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan, kesabaran, dan ketabahan padaku. Karena hanya Dia tempatku mengadu. Ya Allah, engakau memberiku kemudahan dalam setiap hal. Aku bersyukur aku tidak perlu membayar banyak untuk penyembuhan sakit ini karena ada bantuan dari pemerintah. Dan aku lebih bersyukur, ternyata sakitku ini jenis yang tidak menular. Aku memang merasa Allah memberikan ujian itu seperti membalikkan telapak tanganNya. Cepat sekali. Tapi, secepat itu pula Dia memberikan jawaban padaku. Memberikan penawar untukku. memberikan kegembiraan untuk mengatasi kesedihanku. Dan saat itulah aku merasa hidup kembali. Aku mulai punya gairah hidup. Makanku bertambah. Karena memang sakit ini bisa hilang jika aku rajin minum obat, yang buanyaknya minta ampun. Bahkan aku harus minum sekali itu 3 hingga empat butir. Weww, luar biasa sodara-sodara. Aku bersyukur Allah memberitahuku sekarang. Karena bisa diobati dengan cepat. Dan mudah-mudahan cepat sembuh juga. Aku sadar, bahwa ini hanyalah segelintir dari ujian yang diberikan Allah padaku. Sebenarnya aku tidak berhak putus asa. Kenapa??? Karena banyak saudara-saudaraku di luar sana yang lebih membutuhkan perhatian. Bahkan kondisi mereka lebih parah dariku. Tetapi masih tetap punya semangat tinggi untuk hidup. Mereka menghargai setiap detik helaan nafas yang diberikan Tuhan kepadanya. Apakah aku masih pantas untuk mengiba, menganggap diri sudah mati, hanya dengan penyakit kecil, yang bisa disembuhkan ini????? TIDAK. SANGAT TIDAK PANTAS!!! Aku bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Dia masih menjagaku, memeliharaku, melindungiku. Aku yakin, semua akan indah pada waktunya. biarlah ini menjadi pelajaran hidup untukku. menjadi cerita untuk anak-cucuku. Menjadi surat cinta terindah dariNya untukku. Karena apa??? karena hidupku adalah milikNya. Semoga aku lebih bisa menghargai hidup, bersyukur dengan segala yang sudah diberikanNya untukku. Hingga saat ini, detik ini, dan semoga sampai nanti. Kurasa cukup untuk mala mini. Semoga esok lebih berwarna, seindah warna pelangi.

2012年11月8日木曜日

Miiko

Miiko.. ohh Miiko.. Miiko itu siapa ya? Buat kamu penggemar komik Jepang, apalagi komik anak-anak, pasti tahu sama Miiko, anak kecil kira-kira kelas 5 SD, pendek, jelek (hehe), imut, banyak gaya, tapi aku suka karakternya yang polos. Sudah ingat??? hehe.. komik Miiko ini baru menemaniku akhir-akhir ini saja kok, baru suka baca Miiko soalnya. Awalnya sih aku lebih suka membaca Yotsuba! karena tingkah Yotsuba yang polos mampu membuat aku tertawa, padahal ceritanya tidak terlalu mengandung humor lah menurutku. Namun, keluguan dan kepolosannya membuat aku jatuh cinta. Tapiii,,, sejak di sini (di Jegardahh), aku tidak bisa menemui Yotsuba lagi, (kalau dulu kan bisa rental komik di Padang).. hehe. Sekarang ke sudut Jegardahh pun aku tidak menemukan tempat rental bacaan khususnya komik. Hidupku nelangsa... hehe #lebay. kembali ke topik! Miiko pun aku pinjam dari teman di kosan kok. Bukannya gak sanggup beli, tapi karena memang gak ada uang (sama aja kaleeee #plak!). Males sihh, beli komik sekarang, harganya selangiiiiiiitttt... :D Oia, kembali ke Miiko. Aku suka ceritanya, lucuuu,,, hahahaha. Apalagi melihat hubungan antara Miiko dan Tappei. Haha, jadi ingat waktu SD. (Fokus gue sebenarnya ke mana sih??). Huuffth, galau lagi nihh.. #jilid 11 (Harus bisa mengalahkan Cinta Fitri yang mampu menembus season 6). Coba deh baca komiknya, dan rasakan sensasi kembali ke masa SD Anda (jadi promosi!). Udah dulu deh.

I won't give up

Mungkin inilah lagu yang paling cocok untuk kondisiku saat ini. Lagu I won't give up dari Jason Mraz ini, jika kurenungkan memang memiliki makna tersendiri buatku. Entah mengapa, meresapi lagu ini seakan memberikanku semangat untuk bangkit dan tidak menyerah pada keadaan yang ada. Meskipun jalan yang kupilih ini tidak mudah, apalagi banyak lika-liku yang harus kulalui, dan aku harus bisa melewatinya dengan hati-hati agar tidak terjatuh terlalu dalam.

Lagi dan lagi

Kenapa permasalahan yang ada padaku selalu itu lagi, lagi, dan lagi. Capek? ya, pasti. Tapi, tidak ada gunanya juga jika aku menegeluh kan?? Karena mengeluh tidak akan memberikan solusi untukku.

2012年10月11日木曜日

Argh!!!

Aaarrrggghhh!!! Kata inilah yang keluar dari mulutku saat ini. Bukan mengeluhkan sesuatu atau orang lain, tapi mengeluhkan kebodohan dan kecerobohan diri sendiri. Argh! Rasanya kuingat-ingat minggu ini adalah minggu yang paling banyak aku melakukan kesalahan kerja. Meskipun kebanyakan memang hal-hal yang mungkin bagi orang lain adalah remeh temeh. Tapi bagiku, ini bukan main-main. Karena aku baru satu bulan yang lalu diterima di Perusahaan ini. Dalam waktu 1 bulan lebih ini, inilah minggu terberat yang kurasakan. Huft, kenapa bisa seperti ini ya? Aku ceroboh sekali. Arrggghh.. Padahal nasibku dipertaruhkan di sini. Kalau boss nya tidak suka dengan performa ku, yaaa... aku harus keluar. Aku mencoba untuk selalu berfikir positif supaya bisa melakukan pekerjaan dengan baik. Tapi sepertinya susah untuk membiasakan diri berfikir positif. Bagaimana ini??? Semoga saja ada jalan keluarnya! aku yakin PASTI ada jalan keluarnya... Tuhan, help me pleaasseee!!!!

2012年10月2日火曜日

Outsourcing Oh Outsourcing. . .

Hoiiiiiiiiiiiiiiiii!!!! keluuaaaarrrrr!!!
Itulah teriakan para demonstran tadi di depan PT tempat aku bekerja. Banyak banget tadi orangnya. Jadi, hari ini ada juga pabrik2 yang meliburkan karyawannya, tetapi tidak demikian dengan pabrik tempatku bekerja. Jadilah tadi rombongan demo nasional menghampiri PT, dan menyuruh kami semua (kecuali yang cewek) untuk ikut aksi mereka. Sumpeeeeeeeeeeeeehhhh, baru kali ini liat demo kayak gini. Waktu kuliah ada juga sih, tapi gak pernah ikutan dan gak pernah pengen ikutan. Rasa takut di amuk massa?? Ada pastinya. Tapi rasa penasaranku lebih besarrr, tapi tetep gak boleh ikut demo mah yang cewek-cewek.

Demo kali ini adalah menuntut HOSTUM yaitu Hapus Out Sourcing Tolak Upah Murah (Yang intinya menurut aku juga menuntut kenaikan gaji). Karena Out Sourcing menurut aku memang sangat merugikan. Beruntung jikalau lembaga/yayasan penyalurnya dengan suka rela menyalurkan si calon tenaga kerja ke PT-PT. Tetapi ada juga penyalur yang menuntut macam-macam dari si calon tenaga kerja. Seperti gaji yang dipotong tiap bulan, bisa sekitar 200rb-300rb. Gile banget kan dipotong sebanyak itu??? Kalau gajinya lebih dari 3jt masih lumayan, trus gimana dengan mereka yang berpendapatan hanya 1.5jt??? Nah lho??? trus dapat aaappaaaa doooonnnkkkk????? di jaman yang keras ini orang-orang memang butuh banyak uang. Biar bisa hidup selayaknya. Tapiiiii,,, masalahnya masih banyak juga pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kelemahan masyarakat.

Baru saja pukul 13.00 WIB, para demonstran datang lagi ke PT ku. Beruntung mereka tidak melakukan sweeping ke dalam pabrik. Kalau tidak, bisa hancur semua tuh mesin-mesin yang harganya miliaran rupiah itu. Aku tadi sempat melihat sedikit dari kejauhan mereka melakukan sweeping di PT yang beda 3 blok dari tempatku bekerja. Hadooooooooohhh, motor-motor pada beraksi di dalam pabrik. Bahaya banget kan? Untung, dan jangan sampai deh mereka melakukan sweeping di pabrik ini. Kami cewek-cewek yang tidak berdaya ini merasa takut.. Hahayy. Tapi, aku tetap saja merasa penasaran. Apa gerangan yang akan terjadi selanjutnya. Entah mengapa, jiwa jurnalis ku muncul lagi... Hehehe. Pengen banget ngeliput kejadian ini. Like Citizen Journalism getho! Hehehe. Tapi, apa daya... Gak diajak. Males mah kalau minta ikut. Ya pasti gak boleh laaahhh...

Kalau menurutku sih, melakukan aksi demo sah-sah saja asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Jangan anarkis!!! Karena mereka saudara-saudara kita juga. Meskipun mereka tidak ikutan aksi, tapi yang pasti mereka mendukung kegiatan untuk perbaikan hidup buruh ini. Mudah-mudahan aja, dengan aksi ini aspirasi para buruh bisa tersampaikan. Demo Yeah, Rusuh NOOOOOO!!! (bukan berarti mendukung demo juga sihh! hehehe)

2012年9月27日木曜日

Aku dan Langkah kecilku. . . #2

Aku dan langkah kecilku sekarang sedang menapaki tangga ini. Kutahu akan ada banyak rintangan dan tantangan. Tapi, selagi kaki kecil ini masih bisa melangkah, aku tidak akan pernah menyerah.

Aku hidup dari langkah kecil ini. Melewati berbagai bentuk halangan dan rintangan berdua. Bagai sepasang merpati mengudara melewati samudera.

Aku ingin kaki kecil ini tetap menemaniku hingga tangga tertinggi dipuncaknya. Namun takkan pernah lupa pada jejak-jejak kecil yang sudah kutinggalkan di sana. Takkan pernah kembali, memang. Dan takkan pernah terganti. Karena memang ini satu-satunya. Biarkan aku melangkah,... Jangan halangi... walaupun kau hadiahkan aku pelangi. Kutak mau pelangi, karena hujan membasahiku duluan. Dan pelangi tak selalu ada dikala hujan. Aku ingin bintang. Meski malam gelap menghadang, tapi kutahu dia tetap ada tertutupi awan.

Masih kulihat kaki kecil ini melangkah. Meskipun dulu tertatih, namun sekarang sedang riang menari. Dengan  seribu bidadari menanti, mengajaknya masuk dan berjalan jangan berhenti. Biarkan dia menari hingga tiba waktunya kaki kecil ini berhenti. . .!

#bersambung